Namaku Toni, umurku 17 tahun aku baru saja lulus SMA tahun ini. Aku tinggal di Tasikmalaya, pekerjaan orang tuaku adalah pemda setempat maka dari itu aku bisa disebut orang yang cukup kaya. Pengalaman seks ku yahhh cuman beberapa lah waktu aku pacaran dengan mantan pacaraku pada saat dulu. Karena di Tasikmalaya tidak ada universitas yang bagus, orang tuaku menyuruhku untuk kuliah di jakarta. Di jakarta nanti aku akan tinggal bersama tanteku, tanteku bernama yuni dia adalah seorang janda beranak satu walaupun sudah janda tanteku ini orangnya cantik, kulitnya putih dan bodynya aduhai. Nama anak tanteku adalah Tiara berumur kurang 1 tahun dari umurku yang mempunyai perawakan putih dan bodynya tidak kalah dengan ibunya. Mungkin sudah cukup perkenalan dengan diriku sekarang aku akan memulai tentang pengalaman seks ku dengan tanteku dan anaknya.
Pada saat pulang kuliah siang itu tanteku memjemputku menggunakan mobil avanza hitamnya pada saat didalam mobil aku terkejut karena tanteku ini hanya mengenakan celana pendek senam dan baju ketat untuk senam sehingga buah dadanya yang montok tampak begitu jelas sehingga aku bisa taksir ukuran buah dada tanteku ini adalah 36B, karena pemandangan itu penis ku pun menegang dan aku memikirkan yang macam – macam. Sesampainya dirumah aku langsung berbaring di sofa ruang tamu dan tanteku pergi mandi setelah 15 menit aku berbaring tanteku pun keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan kimono yang panjang nya hanya sepaha saja. Hal itu membuat penis ku semakin ereksi dan pikiranku menjadi jadi, sedang asyiknya menghayal tiba tiba terdengar suara tanteku “tonnn sini dulu” aku pun langsung menghampiri tanteku di kamarnya “ ton kamu bisa mijitkan? Pijitin tante dong bahu tante pegel pegel nih!”. Tanpa menjawab aku pun langsung memijat pundak tanteku lama kelamaan pijitanku turun ke punggung lalu aku meremas remas payudara tanteku dari belakang “ohhh tonnn kamu nakal juga yah”. “ohhh iya dong tante, toni bisa kok muasin tante”. Tante ku pun langsung berbalik menhadapku dan langsung menyium bibirku, ciuman nya penuh gairah dan nafsu, lidahnya sangat jago bermain di mulutku dan tak mau kalah lidah ku pun bermain di mulut tanteku. Sekitar lima menit ku berciuman ganas dengan tanteku ciuman ku turun ke payudara nya, aku jilat payudara kanan nya dan tangan kiriku meremas payudara kiri tanteku, serangan itu membuat tanteku mendesah “ahhhh tonnn enak banget permainan kamu” aku pun senang mendengar perkataan itu dan ciuman ku turun lagi ke vaginanya, aku jilati vagina dan clitorisnya dan kadang kadang aku tusuk sedikit memakai lidahku, desahan tanteku pun semakin kuat “ahhh tonnn enak bangett tonnn tante jadi mau keluarr ahhh” crot......crottt.....crott tanteku pun orgasme karena permainan oral sex ku di vaginanya. Tanpa buang waktu aku pun berdiri dan mencoba memasukan penisku ke lubang vagina tante awalnya kukira karena tadi vagina tanteku ini sudah di basahi oleh cairan orgasme nya maka akan mudah untuk memasukan penis ku ke liang vaginanya tapi ternyata sangat lah sulit mungkin karena lubang vagina tanteku ini jarang di masuki penis penis orang, akhirnya aku pun butuh waktu yang cukup lama dan blesss... akhirnya penis ku pun masuk semua ke dalam vagina tante “ahhh tonnn enak banget penis kamuu panjang dan besar”. Aku pun langsung memaju mundarkan penisku didalam vagina tanteku, pertama tama kocokanku berirama tapi lama kelamaan kocokanku mempercepat dan kami berdua meracau tidak jelas “ahhh tonn kontol kamu enak bangettt tonnn tante mau keluar nihh”. “sabar tante toni juga sebentar lagi mau keluarrr” Crottt.... Crott.....Crottt kami berdua orgasme bersamaan mungkin karena cairan kami berdua sangat banyak sampai samapai cairan kamu berdua meleleh keluar. Setelah berhenti sejenak untuk beristirahat kami berdua memebersihkan sisa cairan orgasme kami karena taku ketuhuan oleh tiara, setelah itu aku pun langsung menuju kamar ku dan tidurr.
Keesokan harinya aku pergi ke kampus bersama tiara dengan menaiki mobil avanza hitam tanteku, pada saat didalam mobil suasannya hening sekali tiara pun hanya diam saja dan saat sampai didepan sekolah tiara, tiara hanya mengucapakan “terima kasih ya kak”. Tanpa kupikirkan aku pun langsung tancap gas ke kampus ku karena ada mata kuliah pagi itu.
Pagi pun telah berganti dengan siang, karena tidak ada mata kuliah lagi aku pun bergergas menjemput tiara dan pulang, saat aku sampai di depan sekolah tiara aku melihat tiara yang sedang menungguku di depan gerbang sekolahnya “Tiaraaa!!!”.”iya kak tunggu” tiara pun bergegas naik mobil karena situasi pada saat itu dengan macet. Siang ini sangat berbeda dengan pagi hari tadi tiara memula pembicaraan antara kita berdua “Kak kenapa kok lama banget?”. “kan macet tirr namana juga jakarta”. ”ohhh eh kak aku boleh nanya ga?”. “boleh mau nanya apa?”. “aku mau tanya kemarin sore apa yang dilakuin kakak ama mamah di kamar mamah?”. Jantung ku pun langsung seperti tak berdegub oleh perkataan itu aku langsung menjawab “ohh tiara tau yah?”. “iya kak api tenang aja aman kok rahasianya sama tiara, sebenernya tiara juga suka begituan ama pacar tiara”. Tenang aku mendengar kata tersebut tapi aku juga terkejut karena tiara adalah orang yang alim bila dihadapan mamahnya tapi sebenarnya dia cewek yang cukup nakal juga. “ohhh kamu pernah begituan sama pacar kamu kalo begitu bisa dong ngulum penis kaka?”. “ bisa lahh” jawabnya singkat. Tanpa menunggu lama tiara langsung membuka resleting celana dan celana dalam ku, lalu menyembullah keluar kejantanan ku yang panjang 18 cm dan diameter 4cm “wowww penis kakak besar bangett pantes mamah mau nge seks sama kakak” tiara pun langsung menjilati penis ku seperti anak kecil menjilati es krim, lalu dia mungulum penisku sambil dikocoknya saking hebat kocokan nya 15 menit pun aku sudah mau keluar “ahhhh tiara sepongan kamu enakkk banget kakak mau keluar ahhhhh” crott.....crottt.....crott penisku pun memuntahkan sperma nya di dalam mulut tiara dan tiara langsung menelas habis spermaku yang banyak itu “wahhhh sperma kakak enak banget gurrrrihhh”. “makasihhh, tapi jangan bilang bilang mamah oke?” “oke”. Kami pun sampai dirumah aku langsung pergi mandi, setelah mandi aku mengerjakan tugas dan tidur karena lelah. Aku terbangun pada pukul 2 malam karena ada rasa hangat di penisku dan ternyata benar saja penisku sendang dikululm oleh tiara “tirr kamu ngapain nanti kalau ketahuan mamah gimana?”. “Tenang aja mamah udah tidur kok, kak aku mau dipuasin dong kan gantian tadi siang kakak yang dipuasin” tanpa menjawab perkataan tiara aku pun langsung mebuka seluruh baju tiara hingga tidak ada sehelai kain pun yang menempel di badannya dan langsung ku jilati vagina dan clitosrisnya “ahhhh kakk enakk bangettt” makin sering tiara meracau makin bernafsu aku menjilati vaginanya lalu akupun melepas semua baju ku dan kami berdua bugil langsung kumasukkan penis ku kedalam vagina tiara dan blesssss...... gamang sekali masuknya penis ku ke vagina tiara tidak seperti vaginanya tante yuni. Aku langsung memaju mundurkan penis ku dan desahan tiara semakin tidak karuan hinggal 35 menit senggama kami berlangsung “kakkkk aku mau keluar kakkkk”. “tunggu tiaraa kakak juga mau keluar, keluarin nya barengan...” tubuh kami berdua pun menejang dan crottt....crotttt....crotttt kami berdua orgasme bersamaan. Kami pun isitirahat sejenak dan langsung membersihkan cairan orgasme kami, kamu langsung pergi ke kamar mandi, di kamar mandi kam melakukan 1 ronde persetubuhan lagi tetapi waktunya tidak terlalu lama hanya 20 menit setelah mandi kami masuk kamar masing masing dan tidur.
Sudah 4 tahun aku tinggal di rumah tante yuni dan tidak 1 hari terlewati tanpa persetubuhan dengan tante yuni atau dengan tiara tetapi karena kuliah ku sudah selesai aku dtarik kembali oleh orang tuaku ke Tasikmalaya untuk bekerja di pemda setempat, tetapi bila aku bermain ke jakarta pasti di antara tante yuni dan tiara pasti ada yang mengajakku bersetubuh. Sekian pengalaman ku tentang bercinta dengan tanteku dan anaknya. Terima kasih telah membaca.
Sabtu, 12 Desember 2015
ngentot tanteku yang cantik
Blog cianjur - Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan "an" karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.
Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.
Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
"Halo Tan, ada apa?"
"Kamu cepet dateng ya!" ucap tanteku.
"Sekarang?" tanyaku lagi.
"La iya-ya, masa besok, cepet yah!" ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. "Masuk aja Wa!" teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
"Tante dimana sih?" tanyaku dengan nada agak keras.
"Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!" sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
"Sorry ya Wa, Tante lama."
"Oh, nggak papa Tante!" ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
"Oom kemana Tante?" tanyaku.
"Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali)," jawab tanteku.
"Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?" tanya tanteku lagi.
"Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih," jawabku.
"Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?" tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
"Tante kok nggak ikut?" tanyaku memancing.
"Males Wa," jawab tanteku enteng.
"Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?" tanyaku lagi.
"Mmm... di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!" ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
"Oke deh!" sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Waaa...! Dewaaa...! udah mandi belum?" teriak tanteku memanggil.
"Bentar Tan!" jawabku.
Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, "Gimana rasanya ya?" khayalku.
Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!
"Sibuk ya Wa?" tanya tanteku sambil senyum manja.
"Eh... mmm... so... so... sorry Tan, lupa ngunci," jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya "international size" deh.
"Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin."
"Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih," pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
"Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?" tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
"Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho," ujar tanteku.
"Emangnya Oom kenapa Tan?" tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.
"Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang," ujar tanteku panjang lebar.
"Maksud Tante?" tanyaku lagi.
"Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?" tanya tanteku meyakinkan aku.
"Ooo..." ucapku pura-pura tidak mengerti.
"Mmm... Wa, mau nggak nolongin Tante?" tanya tanteku dengan nada memelas.
"Bantu apa Tan?" tanyaku lagi.
"Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?" tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
"Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?" ucapku polos.
"Loh...! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa," jawab tanteku meyakinkan.
"Ya udah deh," ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
"Wow... gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!" ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. "Emf... ehm... mmm... gede banget kemaluanmu Wa!" ujar tanteku.
Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah "over" sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
"Oh God! Eh... eh... ehm... e... nak... Tante... terus Tan...!" ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. "Aaah... Wa... enak... terus Wa... terus jilat...!" erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. "Oh Dewa... Tante sayang kamu... uh... ka.. ka... mu ponakan Tante paling... heee... bat... aaah," puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah "over" tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. "Ooohh... Waaa... Tante mau keee... luuu.. aar! Aaah...!" erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. "Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu."
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. "Egghmm... terus Waa... pelan tapi terus Wa... egghhmm...!" desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. "Aaahh... Waaa.. saaakitt... pelan-pelan... aargghhh..." teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. "Ah... uh... terus Wa... enak sekali... itu-mu gede sekali... eggghh... lebih enak dari Oom-mu itu... terus Waaa..." erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
"Tan... saya mauuu... kelu... arrr... nih...!"
"Di dalam aja Waaa... Tante... juugaa... mauuu keeluaaarr... aaarrgghh...!"
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh... begitu nikmatnya.
Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.
Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.
Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
"Halo Tan, ada apa?"
"Kamu cepet dateng ya!" ucap tanteku.
"Sekarang?" tanyaku lagi.
"La iya-ya, masa besok, cepet yah!" ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. "Masuk aja Wa!" teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
"Tante dimana sih?" tanyaku dengan nada agak keras.
"Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!" sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
"Sorry ya Wa, Tante lama."
"Oh, nggak papa Tante!" ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
"Oom kemana Tante?" tanyaku.
"Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali)," jawab tanteku.
"Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?" tanya tanteku lagi.
"Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih," jawabku.
"Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?" tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
"Tante kok nggak ikut?" tanyaku memancing.
"Males Wa," jawab tanteku enteng.
"Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?" tanyaku lagi.
"Mmm... di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!" ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
"Oke deh!" sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Waaa...! Dewaaa...! udah mandi belum?" teriak tanteku memanggil.
"Bentar Tan!" jawabku.
Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, "Gimana rasanya ya?" khayalku.
Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!
"Sibuk ya Wa?" tanya tanteku sambil senyum manja.
"Eh... mmm... so... so... sorry Tan, lupa ngunci," jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya "international size" deh.
"Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin."
"Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih," pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
"Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?" tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
"Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho," ujar tanteku.
"Emangnya Oom kenapa Tan?" tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.
"Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang," ujar tanteku panjang lebar.
"Maksud Tante?" tanyaku lagi.
"Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?" tanya tanteku meyakinkan aku.
"Ooo..." ucapku pura-pura tidak mengerti.
"Mmm... Wa, mau nggak nolongin Tante?" tanya tanteku dengan nada memelas.
"Bantu apa Tan?" tanyaku lagi.
"Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?" tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
"Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?" ucapku polos.
"Loh...! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa," jawab tanteku meyakinkan.
"Ya udah deh," ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
"Wow... gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!" ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. "Emf... ehm... mmm... gede banget kemaluanmu Wa!" ujar tanteku.
Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah "over" sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
"Oh God! Eh... eh... ehm... e... nak... Tante... terus Tan...!" ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. "Aaah... Wa... enak... terus Wa... terus jilat...!" erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. "Oh Dewa... Tante sayang kamu... uh... ka.. ka... mu ponakan Tante paling... heee... bat... aaah," puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah "over" tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. "Ooohh... Waaa... Tante mau keee... luuu.. aar! Aaah...!" erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. "Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu."
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. "Egghmm... terus Waa... pelan tapi terus Wa... egghhmm...!" desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. "Aaahh... Waaa.. saaakitt... pelan-pelan... aargghhh..." teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. "Ah... uh... terus Wa... enak sekali... itu-mu gede sekali... eggghh... lebih enak dari Oom-mu itu... terus Waaa..." erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
"Tan... saya mauuu... kelu... arrr... nih...!"
"Di dalam aja Waaa... Tante... juugaa... mauuu keeluaaarr... aaarrgghh...!"
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh... begitu nikmatnya.
Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.
Langganan:
Postingan (Atom)